Saling Menyapa Yuks^^

Quotes

MEMBACA untuk BELAJAR
"let's read & learn in here"

Sabtu, 17 Desember 2011

PERMASALAHAN UNTUK PENELITIAN

A.    Hakekat Permasalahan
Masalah dapat dikatakan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi (ada perbedaan antara harapan dan kenyataan). Ada 3 keadaan yang dapat memunculkan suatu masalah yaitu: bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita, bila ada sesuatu hal yang bertentangan, bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian. Tidak semua masalah perlu dilakukan pemecahan melalui sebuah penelitian, karena dimungkinkan cukup dipecahkan secara sederhana. Ada beberapa ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi (content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang dipilih. Ciri-ciri masalah yang baik adalah
1.      Masalah harus ada nilai penelitian
Masalah untuk penelitian tidak dipilih secara asal. Masalah harus memiliki isi yang mempunyai nilai penelitian yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah, maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal-hal berikut diperhatikan:
a.       Masalah haruslah memiliki keaslian
Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Masalah haruslah mengenai pertanyaan-pertanyaan yang signifikan, dimana hal tersebut kurang memperoleh perhatian di masa lampau. Jika hal-hal yang lama yang ingin dibuat menjadi masalah ilmiah, maka ini dapat diperkenankan jika hal tersebut ingin dihubungkan dengan teknik, atau percobaan atau teori baru, sehingga topik-topik lama menjadi lebih dihargai.  

b.      Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variable.
c.       Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan.
d.      Masalah harus dapat diuji
Masalah harus dapat diuji, dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada. Suatu masalah yang tidak berisi implikasi untuk diuji hubungan-hubungan yang diformulasikan,bukanlah suatu masalah ilmiah. Pada masalah bukan saja hubungan-hubungan harus dinyatakan secara jelas, tetapi juga harus mengandung pengertian bahwa hubungan-hubungan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-variabel yang dapat diukur.
e.       Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan 
Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan. Tetapi, tidak semua pertanyaan walaupun itu sangat menarik merupakan suatu masalah atau pertanyaan ilmiah, karena masalah tersebut tidak dapat diuji.
2.      Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas
Masalah yang dipilih harus mempunyai  fisibilitas yaitu masalah tersebut harus dipecahkan. Hal ini berarti:
a.       Data dan metode harus tersedia
Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk memecahkannya dan harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah harus mempunyai kebenaran dan dapat diterangkan.
b.      Equipment dan kondisi harus mengizinkan
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan equipment dan alat yang tersedia. Walaupun equipment itu tidak perlu yang muluk serta kompleks, tetapi equipment yang dipunyai haruslah dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipilih harus mempunyai equipment untuk kontrol kondisi ataupun untuk mencatat ketepatan. Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran manusia itu sendiri. Kenyataannya banyak penemuan ahli-ahli tidak menggunakan equipment dan laboratorium yang komplit.  
c.       Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
Biaya untuk pemecahan masalah harus selalu dipikirkan  dalam memilih masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya, maka masalah yang ingin dipilih tidak fisibel. Mencocokan masalah dengan biaya merupakan seni serta keterampilan peneliti. Masalah yang dipilih jangan dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh keuntungan pribadi.
d.      Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat
Masalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta administrasi yang kuat. Bagi peneliti mahasiswa, maka masalah yang dipilih harus diperkuat dengan adviser, pembimbing ataupun tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya.
e.       Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adapt istiadat, hokum yang berlaku, serta kebiasaan. Jangan memilih masalah yang menimbulkan kebencian pada orang lain.
3.      Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti
Masalah yang dipilih selain harus memilki nilai ilmiah dan fisibel, juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti itu sendiri. Dengan demikian, masalah yang dipilih haruslah:
a.       Menarik bagi peneliti itu sendiri
Masalah yang dipilih harus menarik bagi peneliti sendiri dan cocok dengan bidang kemampuannya. Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan dari peneliti itu sendiri dan memberi harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih menarik.
b.      Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti sendiri. Ini berarti, sukar mudahnya masalah yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah yang dipunyai peneliti.
     
      Pada dasarnya hampir seluruh permasalahan membutuhkan pemecahan, yaitu secara sederhana maupun secara ilmiah. Pemecahan masalah dengan cara sederhana tidak perlu melalui tahapan-tahapan atau prosedur ilmiah. Permasalah yang memerlukan prosedur ilmiah adalah masalah yang memiliki cirri berikut ini:
1.      masalah harus fisibel yaitu masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak menghabiskan dana(biaya), tenaga dan waktu
2.      masalah harus jelas, yaitu menunjukan semua orang memberikan persepsi(pandangan ) yang sama terhadap masalah tersebut.
3.      masalah harus etis, yaitu tidak bertentangan dengan etika/norma/ kebiasaan yang ada dimasyarakat dan dengan nilai-nilai keyakinan atau agama tertentu.
4.      masalah harus merupakan issu yang baru dan up to date, yaitu issu yang sedang dibicarakan dan didiskusikan oleh sebagian besar masyarakat.
5.      masalah harus benar-benar menarik bagi calon penelitinya.
6.      masalah dapat dipecahkan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
7.      masalah harus signifikan, yaitu  yaitu jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan  ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.


B.     Sumber-Sumber Permasalahan
Masalah dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber dimana masalah diperoleh antara lain sebagai berikut:
1.      Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Misalnya seorang dokter dapat menemukan masalah ketika melihat penduduk mengambil air minum di sungai dan buang air di kali, atau melihat penduduk memiliki kaki sebesar kaki gajah.
2.      Pengamatan terhadap alam sekeliling
Misalnya seorang ahli penyakit tanaman ataupun ahli hama banyak menemukan masalah ketika mengamati tanaman.
3.      Bacaan
Bacaan dapat merupakan sumber dari masalah yang dipilih untuk diteliti. Lebih-lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah ataupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut ditemukan masalah yang ingin mengungkapkan hubungan, tetapi bacaan dapat juga memberikan teknik dan metode yang ingin dikembangkan lebih lanjut. Membaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum sanggup dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan dalam penelitian selanjutnya. 
4.      Ulangan serta perluasan penelitian
Masalah juga diperoleh dengan mengulang percobaan-percobaan yang pernah dilakukan, di mana percobaan yang telah dikerjakan tersebut belum memuaskan. Perluasan analisis maupun metode dan teknik dengan equipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat dipecahkan secara lebih memuaskan.
5.      Cabang studi yang sedang dikembangkan
6.      Catatan dan pengalaman pribadi
Seperti dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi maupun kegiatan professional dapat merupakan sumber masalah penelitian.
7.      Praktik serta keinginan masyarakat
Praktik-praktik yang timbul dan keinginan-keinginan yang menonjol dalam masyarakat dapat merupakan sumber dari masalah. Praktik-praktik tersebut dapat merupakan tunjuk perasaan, pernyataan-pernyataan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat local, daerah, maupun nasional. Misalnya adanya ketimpangan antara input dan produktivitas sekolah dapat merupakan suatu masalah penelitian.
8.      Bidang spesialisasi
Seorang spesialis dalam bidangnya, telah menguasai ilmu yang dalam pada bidang spesialisasinya. Maka, dirasa akan banyak sekali masalah yang memerlukan pemecahan dalam bidang spesialisasi tersebut.  
9.      Diskusi-diskusi ilmiah
Seperti dalam seminar dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap banyak analisis-analisis ilmiah, serta argumentasi-argumentasi professional, yang dapat menjurus pada suatu permaslahan baru.
10.  Perasaan intuisi
Biasanya, suatu permasalahan intuisi dapat timbul tanpa disangka, dan kesulitan tersebut dapat merupakan masalah penelitian. Seringnya, seorang yang baru bangun dari tidurnya, dihadapkan pada suatu kesulitan secara intuisi (dapat menghasilkan suatu masalah yang ingin dipecahkan  yang munculnya secara tiba-tiba.
11.  Pelajaran yang sedang diikuti
Misalnya diskusi kelas, hubungan antara dosen dan mahasiswa banyak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih masalah untuk penelitian.

C.    Jenis Permasalahan Penelitian
Permasalahan bila dilihat dari karakteristik variabel dan hubungan antar variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.      Permasalahan deskriptif, adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan tehadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri), yaitu tanpa membuat perbandingan  variabel dan tanpa menghubungkan variabel itu dengan variabel yang lain
     Contoh :
a)      Seberapa baik kinerja kabinet bersatu ?
b)      Seberapa tinggi produktivitas kerja konselor di jawa tengah ?
c)      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap pelaksanaan program keluarga berencana (KB) ?
d)     Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah dibidang kesehatan ?
2.      Permasalahan komperatif, adalah permasalahan penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
      Contoh :
a)      Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri, BUMN, dan swasta ? (satu variabel pada 3 sampel)
b)      Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B ? (satu variabel pada dua sampel)
c)      Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing ? (dua variable pada dua sample)
d)     Manakah yang lebih tinggi preatasi kerja antara pegawai negeri dan swasta ? (satu variable pada duasampel)  
3.      Permasalahan asosiatif, adalah suatu pemasalahan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih terdapat tiga bentuk hubungan asosiatif yaitu :
a)      Hubungan simetris, yaitu suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang bersifat kebersamaan.
                     Cintoh :
1)      Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah ?
2)      Adakah hubungan antara motivasi, kecerdasan dan prestasi ?
b)      Hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi terdapat variable independen dan dependen
                       Contoh :
1)      Adakah pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar ?
2)      Seberapa besar pengaruh kepemimipian nasional terhadap prilaku masyarakat ?
3)      Seberapa besar pengaruh  kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ?    
c)      Hubungan interaktif, adalah hubungan yang saling mempengaruhi dan tidak diketahui mana variable independent dan dependen.
     Contoh :
     Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdsan karena gizi terpenuhi dan fasilitas juga terpenuhi 

0 komentar:

Posting Komentar

SELAMAT MEMBACA^^

SELAMAT MEMBACA^^

MARI BERBAGI ILMU ^_^

with ISMARINI BEKTI SETIANI blog's

POSTING DIBAWAH INI SAMA DENGAN DIATAS

POSTING DIBAWAH INI SAMA DENGAN DIATAS

PERMASALAHAN UNTUK PENELITIAN

A.    Hakekat Permasalahan
Masalah dapat dikatakan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi (ada perbedaan antara harapan dan kenyataan). Ada 3 keadaan yang dapat memunculkan suatu masalah yaitu: bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita, bila ada sesuatu hal yang bertentangan, bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian. Tidak semua masalah perlu dilakukan pemecahan melalui sebuah penelitian, karena dimungkinkan cukup dipecahkan secara sederhana. Ada beberapa ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi (content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang dipilih. Ciri-ciri masalah yang baik adalah
1.      Masalah harus ada nilai penelitian
Masalah untuk penelitian tidak dipilih secara asal. Masalah harus memiliki isi yang mempunyai nilai penelitian yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah, maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal-hal berikut diperhatikan:
a.       Masalah haruslah memiliki keaslian
Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Masalah haruslah mengenai pertanyaan-pertanyaan yang signifikan, dimana hal tersebut kurang memperoleh perhatian di masa lampau. Jika hal-hal yang lama yang ingin dibuat menjadi masalah ilmiah, maka ini dapat diperkenankan jika hal tersebut ingin dihubungkan dengan teknik, atau percobaan atau teori baru, sehingga topik-topik lama menjadi lebih dihargai.  

b.      Masalah harus menyatakan suatu hubungan
Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variable.
c.       Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan.
d.      Masalah harus dapat diuji
Masalah harus dapat diuji, dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada. Suatu masalah yang tidak berisi implikasi untuk diuji hubungan-hubungan yang diformulasikan,bukanlah suatu masalah ilmiah. Pada masalah bukan saja hubungan-hubungan harus dinyatakan secara jelas, tetapi juga harus mengandung pengertian bahwa hubungan-hubungan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-variabel yang dapat diukur.
e.       Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan 
Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan. Tetapi, tidak semua pertanyaan walaupun itu sangat menarik merupakan suatu masalah atau pertanyaan ilmiah, karena masalah tersebut tidak dapat diuji.
2.      Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas
Masalah yang dipilih harus mempunyai  fisibilitas yaitu masalah tersebut harus dipecahkan. Hal ini berarti:
a.       Data dan metode harus tersedia
Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk memecahkannya dan harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah harus mempunyai kebenaran dan dapat diterangkan.
b.      Equipment dan kondisi harus mengizinkan
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan equipment dan alat yang tersedia. Walaupun equipment itu tidak perlu yang muluk serta kompleks, tetapi equipment yang dipunyai haruslah dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipilih harus mempunyai equipment untuk kontrol kondisi ataupun untuk mencatat ketepatan. Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran manusia itu sendiri. Kenyataannya banyak penemuan ahli-ahli tidak menggunakan equipment dan laboratorium yang komplit.  
c.       Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
Biaya untuk pemecahan masalah harus selalu dipikirkan  dalam memilih masalah. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan biaya, maka masalah yang ingin dipilih tidak fisibel. Mencocokan masalah dengan biaya merupakan seni serta keterampilan peneliti. Masalah yang dipilih jangan dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh keuntungan pribadi.
d.      Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat
Masalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta administrasi yang kuat. Bagi peneliti mahasiswa, maka masalah yang dipilih harus diperkuat dengan adviser, pembimbing ataupun tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya.
e.       Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adapt istiadat, hokum yang berlaku, serta kebiasaan. Jangan memilih masalah yang menimbulkan kebencian pada orang lain.
3.      Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti
Masalah yang dipilih selain harus memilki nilai ilmiah dan fisibel, juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti itu sendiri. Dengan demikian, masalah yang dipilih haruslah:
a.       Menarik bagi peneliti itu sendiri
Masalah yang dipilih harus menarik bagi peneliti sendiri dan cocok dengan bidang kemampuannya. Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan dari peneliti itu sendiri dan memberi harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih menarik.
b.      Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti sendiri. Ini berarti, sukar mudahnya masalah yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah yang dipunyai peneliti.
     
      Pada dasarnya hampir seluruh permasalahan membutuhkan pemecahan, yaitu secara sederhana maupun secara ilmiah. Pemecahan masalah dengan cara sederhana tidak perlu melalui tahapan-tahapan atau prosedur ilmiah. Permasalah yang memerlukan prosedur ilmiah adalah masalah yang memiliki cirri berikut ini:
1.      masalah harus fisibel yaitu masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak menghabiskan dana(biaya), tenaga dan waktu
2.      masalah harus jelas, yaitu menunjukan semua orang memberikan persepsi(pandangan ) yang sama terhadap masalah tersebut.
3.      masalah harus etis, yaitu tidak bertentangan dengan etika/norma/ kebiasaan yang ada dimasyarakat dan dengan nilai-nilai keyakinan atau agama tertentu.
4.      masalah harus merupakan issu yang baru dan up to date, yaitu issu yang sedang dibicarakan dan didiskusikan oleh sebagian besar masyarakat.
5.      masalah harus benar-benar menarik bagi calon penelitinya.
6.      masalah dapat dipecahkan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
7.      masalah harus signifikan, yaitu  yaitu jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan  ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.


B.     Sumber-Sumber Permasalahan
Masalah dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber dimana masalah diperoleh antara lain sebagai berikut:
1.      Pengamatan terhadap kegiatan manusia
Misalnya seorang dokter dapat menemukan masalah ketika melihat penduduk mengambil air minum di sungai dan buang air di kali, atau melihat penduduk memiliki kaki sebesar kaki gajah.
2.      Pengamatan terhadap alam sekeliling
Misalnya seorang ahli penyakit tanaman ataupun ahli hama banyak menemukan masalah ketika mengamati tanaman.
3.      Bacaan
Bacaan dapat merupakan sumber dari masalah yang dipilih untuk diteliti. Lebih-lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah ataupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut ditemukan masalah yang ingin mengungkapkan hubungan, tetapi bacaan dapat juga memberikan teknik dan metode yang ingin dikembangkan lebih lanjut. Membaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum sanggup dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan dalam penelitian selanjutnya. 
4.      Ulangan serta perluasan penelitian
Masalah juga diperoleh dengan mengulang percobaan-percobaan yang pernah dilakukan, di mana percobaan yang telah dikerjakan tersebut belum memuaskan. Perluasan analisis maupun metode dan teknik dengan equipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat dipecahkan secara lebih memuaskan.
5.      Cabang studi yang sedang dikembangkan
6.      Catatan dan pengalaman pribadi
Seperti dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi maupun kegiatan professional dapat merupakan sumber masalah penelitian.
7.      Praktik serta keinginan masyarakat
Praktik-praktik yang timbul dan keinginan-keinginan yang menonjol dalam masyarakat dapat merupakan sumber dari masalah. Praktik-praktik tersebut dapat merupakan tunjuk perasaan, pernyataan-pernyataan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat local, daerah, maupun nasional. Misalnya adanya ketimpangan antara input dan produktivitas sekolah dapat merupakan suatu masalah penelitian.
8.      Bidang spesialisasi
Seorang spesialis dalam bidangnya, telah menguasai ilmu yang dalam pada bidang spesialisasinya. Maka, dirasa akan banyak sekali masalah yang memerlukan pemecahan dalam bidang spesialisasi tersebut.  
9.      Diskusi-diskusi ilmiah
Seperti dalam seminar dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap banyak analisis-analisis ilmiah, serta argumentasi-argumentasi professional, yang dapat menjurus pada suatu permaslahan baru.
10.  Perasaan intuisi
Biasanya, suatu permasalahan intuisi dapat timbul tanpa disangka, dan kesulitan tersebut dapat merupakan masalah penelitian. Seringnya, seorang yang baru bangun dari tidurnya, dihadapkan pada suatu kesulitan secara intuisi (dapat menghasilkan suatu masalah yang ingin dipecahkan  yang munculnya secara tiba-tiba.
11.  Pelajaran yang sedang diikuti
Misalnya diskusi kelas, hubungan antara dosen dan mahasiswa banyak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih masalah untuk penelitian.

C.    Jenis Permasalahan Penelitian
Permasalahan bila dilihat dari karakteristik variabel dan hubungan antar variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.      Permasalahan deskriptif, adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan tehadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri), yaitu tanpa membuat perbandingan  variabel dan tanpa menghubungkan variabel itu dengan variabel yang lain
     Contoh :
a)      Seberapa baik kinerja kabinet bersatu ?
b)      Seberapa tinggi produktivitas kerja konselor di jawa tengah ?
c)      Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap pelaksanaan program keluarga berencana (KB) ?
d)     Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah dibidang kesehatan ?
2.      Permasalahan komperatif, adalah permasalahan penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
      Contoh :
a)      Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri, BUMN, dan swasta ? (satu variabel pada 3 sampel)
b)      Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B ? (satu variabel pada dua sampel)
c)      Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing ? (dua variable pada dua sample)
d)     Manakah yang lebih tinggi preatasi kerja antara pegawai negeri dan swasta ? (satu variable pada duasampel)  
3.      Permasalahan asosiatif, adalah suatu pemasalahan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih terdapat tiga bentuk hubungan asosiatif yaitu :
a)      Hubungan simetris, yaitu suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang bersifat kebersamaan.
                     Cintoh :
1)      Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah ?
2)      Adakah hubungan antara motivasi, kecerdasan dan prestasi ?
b)      Hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi terdapat variable independen dan dependen
                       Contoh :
1)      Adakah pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar ?
2)      Seberapa besar pengaruh kepemimipian nasional terhadap prilaku masyarakat ?
3)      Seberapa besar pengaruh  kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ?    
c)      Hubungan interaktif, adalah hubungan yang saling mempengaruhi dan tidak diketahui mana variable independent dan dependen.
     Contoh :
     Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdsan karena gizi terpenuhi dan fasilitas juga terpenuhi 

0 Response to "PERMASALAHAN UNTUK PENELITIAN"

Posting Komentar

 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates